WARTALAPOR - WWW.SLOT1000K.COM Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ingin mempercepat keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) untuk proyek Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Maluku, agar dapat dilakukan pada tahun 2026.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyatakan bahwa FID untuk Blok Masela harus dilakukan tahun depan. Perusahaan Jepang, Inpex Corporation, telah meluncurkan Front-End Engineering Design (FEED) untuk proyek ini di Jakarta.
Djoko Siswanto juga menambahkan bahwa HoA penjualan gas dengan pembeli domestik ditargetkan ditandatangani pada acara IPA Convention and Exhibition di bulan Mei 2025. Dia berharap HoA tersebut bisa dicapai dengan PLN, Pupuk, dan PGN.
Inpex merupakan pemegang hak partisipasi terbesar di Blok Masela dengan 65%. Sebelumnya, Shell memiliki 35% saham namun kini diambil alih oleh PT Pertamina Hulu Energi dan Petronas setelah Shell keluar dari proyek ini. Perjanjian pengalihan saham terjadi pada 25 Juli 2023 dan disetujui oleh Menteri ESDM pada 4 Oktober 2023.
Lapangan Gas Abadi terletak 160 kilometer dari Pulau Yamdena, memiliki cadangan gas terbesar di Indonesia, dengan potensi sekitar 6,97 triliun kaki kubik (TCF) gas. Proyek ini diperkirakan dapat menghasilkan 9,5 juta metrik ton per tahun LNG dan 150 juta kaki kubik standar per hari gas pipa, serta 35. 000 barel kondensat per hari.
Pengembangan lapangan ini akan melibatkan teknologi tinggi dan berpotensi menciptakan 10. 000 lapangan kerja. Blok Masela juga akan memproduksi LNG bersih dengan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), mendukung program pengurangan emisi karbon. Investasi awal untuk proyek ini diperkirakan mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 340 triliun.
Narasumber https://wartalapor.blogspot.com/