Kamis, 17 April 2025

Kartu As China untuk Lawan Trump: Amerika Bisa Kena Dampaknya

 


WARTALAPOR - China saat ini memiliki 'kartu' untuk melawan perang dagang Trump, yaitu logam tanah jarang. Beijing kini mendominasi rantai pasokan mineral ini, yang digunakan untuk berbagai produk dari iPhone hingga kendaraan listrik, dan merupakan komponen penting untuk teknologi masa depan. 


Tanah jarang adalah kelompok yang terdiri dari 17 unsur yang lebih banyak daripada emas dan dapat ditemukan di banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Namun, ekstraksi dan pemrosesannya sulit, mahal, dan merusak lingkungan. Selama beberapa dekade, AS dan negara lain bergantung pada pasokan dari China, yang menyumbang 61% dari produksi tanah jarang global dan 92% dari tahap pemrosesan. 


China telah menunjukkan kekuatan ekonominya dengan menyerang titik lemah industri Amerika, menurut Justin Wolfers, profesor ekonomi di Universitas Michigan. Pada 4 April, China memberlakukan pembatasan ekspor pada tujuh jenis mineral tanah jarang sebagai balasan terhadap tarif 34% yang diberlakukan Trump. Aturan baru ini mengharuskan perusahaan untuk mendapatkan izin pemerintah sebelum mengekspor mineral tersebut dan produk terkait, seperti magnet. 


Magnet dari tanah jarang sangat penting untuk berbagai teknologi, termasuk motor dan generator dalam telepon seluler, kendaraan, dan mesin MRI, serta senjata mahal seperti jet tempur dan kapal selam nuklir. Trump kemudian memerintahkan penyelidikan mengenai potensi tarif pada mineral penting ini untuk menilai dampak impor terhadap keamanan dan ketahanan Amerika. 


Ketergantungan Amerika Serikat pada impor meningkatkan risiko terhadap keamanan nasional dan stabilitas ekonomi. Sejak pemerintahan Trump, AS berusaha membangun rantai pasokan tanah jarang domestiknya sendiri, dengan beberapa perusahaan sedang meningkatkan kapasitas produksi dan mencari bahan baku dari mitra AS. Namun, upaya ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memenuhi permintaan dari industri utama AS. 


Sejarah ekstraksi tanah jarang di China dimulai pada tahun 1950-an, dengan perkembangan signifikan terjadi pada akhir 1970-an. China memadukan biaya tenaga kerja rendah dan standar lingkungan yang longgar dengan teknologi asing. Kini, Beijing mengerti pentingnya mineral ini secara strategis. 


Deng Xiaoping, mantan pemimpin China, pernah mengatakan bahwa meskipun ada minyak di Timur Tengah, China memiliki tanah jarang. Saat ini, China telah mendominasi seluruh rantai pasokan mineral ini. Meskipun biaya tenaga kerja meningkat, kendali China terjaga melalui investasi dalam teknologi dan otomatisasi. 


Dulu ada perusahaan Amerika yang memproduksi magnet tanah jarang, namun bersaing dengan harga China yang lebih murah menjadi sulit. Dari tahun 2020 hingga 2023, AS bergantung pada China untuk 70% impornya atas semua senyawa dan logam tanah jarang.



Narasumber https://wartalapor.blogspot.com/

www.slot-500.org

www.slot1000k.com

www.bet-888.org