Rabu, 09 April 2025

12 Fakta Perang Dagang: Trump Ancam Tarif China 104%-AS Resesi

 


WARTALAPOR - WWW.BET-888.ORG Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebabkan kekacauan global pekan lalu dengan menetapkan tarif tinggi untuk semua negara, termasuk Indonesia. Indonesia akan terkena tarif resiprokal hingga 32% karena defisit AS terhadap Indonesia. 

Kebijakan tarif Trump menimbulkan ketidakpastian di pasar global dan memicu perang dagang. Efek terhadap rupiah diprediksi besar, mulai dari mundurnya investor asing hingga gejolak eksternal yang meningkat. 

Pada 9 April, Trump akan memberlakukan tarif resiprokal untuk berbagai produk impor, termasuk dari Indonesia. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menegaskan bahwa pemerintah Trump akan tetap dengan tarif tersebut meski ada aksi jual di pasar saham global. Tarif dasar sebesar 10% dan bea masuk yang lebih tinggi untuk 57 negara akan mulai berlaku pada tanggal yang sama. 

Trump juga mengancam untuk mengenakan tarif tambahan 50% terhadap produk dari China jika China tidak mencabut tarif balasannya, meningkatkan tarif barang China di AS menjadi 104%. Ancaman ini memperburuk konflik dagang yang sudah berdampak negatif pada pasar saham global sejak pengumuman tarif baru. 

Di Eropa, Komisi Eropa merencanakan tarif balasan sebesar 25% terhadap berbagai produk dari AS, sebagai respons atas tarif Trump terhadap baja dan aluminium. Tarif ini direncanakan akan mulai berlaku pada Mei dan Desember. Produk-produk yang dikenakan tarif sangat bervariasi, seperti berlian dan sosis. Namun, beberapa produk sensitif telah dihapus dari daftar tarif balasan. 

Goldman Sachs memperkirakan risiko resesi di AS meningkat setelah tarif Trump diterapkan. Awalnya, risiko resesi diperkirakan 20% dan kemudian meningkat menjadi 35% dan akhirnya 45%. Kekhawatiran tarif dapat mengguncang ekonomi global meningkatkan peluang resesi. Prospek pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun 2025 juga diturunkan oleh Goldman dari 1,5% menjadi 1,3%. Perkiraan terhadap pemangkasan suku bunga juga diubah menjadi kemungkinan lebih tinggi pada bulan Juni. 

JPMorgan dan bank investasi lain juga menaikkan estimasi risiko resesi mereka, dengan beberapa memprediksi kontraksi dalam ekonomi AS. Wells Fargo Investment Institute juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang rendah setelah penerapan tarif.

Pembalasan China atas tarif yang diterapkan oleh Trump berdampak pada industri pertahanan dan kedirgantaraan AS. China mengenakan tarif 34% pada barang-barang AS dan membatasi ekspor mineral tanah jarang, seperti itrium, yang krusial untuk mesin jet tempur. Kementerian Perdagangan China mengumumkan kontrol ekspor pada berbagai logam tanah jarang dan barang terkait. Produsen AS khawatir karena ketergantungan mereka pada itrium dari China. Pembalasan ini terjadi setelah Trump mengumumkan kontrak untuk pengembangan jet tempur F-47. 

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp16. 850, melemah 1,78%. Ini terjadi di tengah ketidakpastian global dan ketegangan perang dagang. Penurunan ini berbeda dari penguatan rupiah sebelumnya. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami penurunan yang signifikan, turun 9,19% hingga menyebabkan trading halt. Hampir semua saham kapitalisasi besar jatuh. Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan untuk mengatur pasar. 

Kebijakan tarif baru Trump juga membuat sektor teknologi terpengaruh. Saham tujuh perusahaan besar mengalami penurunan, menghapus nilai gabungan sebesar US$2 triliun. Saham Tesla turun 7%, sedangkan saham Apple dan perusahaan lainnya merosot antara 1,5% hingga 4,8%. Kekhawatiran investor mengenai dampak perang tarif global muncul, dengan analisis menyebut dampak terbesar pada Apple karena produksi iPhone yang bergantung pada China. Harga iPhone kemungkinan akan naik, dan menurut Ives, memproduksi model dengan harga saat ini di AS sulit. Dukungan Elon Musk terhadap Trump juga memicu tantangan bagi Tesla.

Singapura akan membentuk gugus tugas nasional untuk membantu bisnis dan pekerja merespons tarif baru dari AS yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi lapangan kerja. Pernyataan ini disampaikan oleh PM Lawrence Wong. Gugus tugas ini akan melibatkan berbagai perwakilan dari badan ekonomi dan serikat pekerja di Singapura. Wong menjelaskan bahwa gugus tugas akan membantu mengatasi ketidakpastian dan memperkuat ketahanan ekonomi. Diperkirakan, tarif ini akan menurunkan permintaan untuk sektor-sektor yang bergantung pada ekspor seperti manufaktur dan perdagangan grosir. 

Sementara itu, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura sedang meninjau proyeksi pertumbuhan tahun 2025, yang kemungkinan akan direvisi ke bawah. Wong juga memperingatkan bahwa pertumbuhan yang lebih rendah akan berdampak pada kesempatan kerja dan upah pekerja. 

Di Vietnam, pemerintah berencana untuk membeli lebih banyak barang dari AS. Ini bertujuan untuk menunda tarif tinggi yang akan diberlakukan AS. PM Vietnam meminta Trump untuk menunda penerapan tarif untuk memberi waktu bagi perundingan. Vietnam berharap bisa mencapai kesepakatan bilateral yang mendukung neraca perdagangan. Analis memperingatkan bahwa langkah-langkah ini bisa mengancam model pertumbuhan Vietnam yang sangat bergantung pada ekspor ke AS.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan bahwa Malaysia akan segera mengirim pejabat ke Amerika Serikat untuk memulai dialog tentang tarif yang diterapkan oleh pemerintah Trump. Anwar mengungkapkan bahwa perdagangan antara Malaysia dan AS biasanya memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, namun tarif 24% untuk produk Malaysia dapat merugikan. Dia menekankan pentingnya diplomasi yang tenang dan menyatakan bahwa Malaysia tetap berkomitmen untuk melindungi kepentingan ekonominya sambil tetap menjadi mitra dagang setia AS. 

Anwar menambahkan bahwa meskipun ada perubahan, Malaysia tidak akan terombang-ambing dan sudah mengembangkan strategi diversifikasi perdagangan. Dia juga menyebutkan bahwa ASEAN harus lebih mandiri di tengah ketidakpastian global dan perkembangan proteksionisme. Meskipun tarif perdagangan mencapai US$3,5 triliun, angka ini tidak dapat dipastikan karena adanya berbagai tantangan global. Anwar mengajak ASEAN untuk melanjutkan eksekusi lebih dari sekadar retorika dan fokus pada penyelarasan regulasi serta konektivitas digital. 

Dalam pemaparan terpisah, CEO BlackRock, Larry Fink, meyakini bahwa Amerika Serikat telah masuk ke resesi. Dia menyampaikan bahwa banyak CEO yang percaya ekonomi AS sedang mengalami penurunan. Fink juga menekankan bahwa kebijakan tarif Trump dapat mempengaruhi inflasi dan menyulitkan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga, khawatir bahwa inflasi tinggi dapat menyebabkan suku bunga meningkat lebih jauh.



Narasumber https://wartalapor.blogspot.com/